Sabtu, 31 Januari 2015

Ruang Beku

Aku terpaku sepi
Hanya menunduk yang aku tau
Rambutku berantakan
Bagai sapu yang termakan debu
Aku hanya diam disini
Menggeluti gelapnya ruangan
Dengan rantai yang terikat
Tangisanku takan berarti
Selalu kalah oleh hujan
Seakan ia menutup lekat

Selasa, 20 Januari 2015

This time, I feel like. When my blogger doesn' have good reader anymore. I need more diction. And I need more book and anything like that. And the question is, Why I post this?

Serius

Serius
Aku bergetar
Hatiku gentar
Melihat dunia kian terbakar
Cukupkah kita bersabar?
Melihat anak menuntut malaikat sendiri
Berlomba-lomba mereka mencari materi
Menjebloskan beliau ke dalam jeruji

Mereka tak peduli tentang baya
Yang penting aku kaya
Mangga satu pun aku takan bebaskan ia
Apalagi tanah yang beberapa depa
Tentang dia yang mengasuhpun ku lupa

Seperti itu nurani kalian berbicara
Apalagi yang harus aku baca
Ketika berita tentang itu sudah merajalela
Untuk bumi ini, apakah kalian rela?

Senin, 19 Januari 2015

Berapa banyak kata yg pernah terpikir lalu kau abaikan?

Makna Kata

Jutaan huruf apa yang telah diketik
Entah sampai benar jadi
Atau sempat terhapus lagi

Ribuan kata apa yang sempat terpikir
Tetapi dirombak lagi

Ratusan kalimat apa
Yang sempat lewat dalam lintas imaji
Tapi kau abaikan dan buat yang baru

Karena kita biasa mengabaikan
Karena kita biasa tidak mengacuhkan

Tetapi apalah arti kata
Yang sayangnya
Kita pun tidak tau
Apa kata yang lebih dalam dari maaf?

Jatuh

Ada yang jatuh
Di bintang jatuh
Ada yang habis
Saat terkikis
Hampir semua
Satu
Karena waktu
Rasa bagaikan komet
Lama-lama Terkikis habis
Oleh gravitasi
Dan semua tetap
Menyalahkan waktu
Cepat lambat
Tetap
Alasannya satu
Waktu

Minggu, 04 Januari 2015

Sabtu, 03 Januari 2015

Benci

Ada rasa benci yang mengatur
Membangun
Mewabah
Menjamak
Membunuh
Satu kata usang yang sering terdengar
Dan aku adalah rasa itu
Aku adalah seribu benci
Aku terlihat seperti angin
Tak dilihat walau realita
Aku tak diinginkan
Bahkan mereka berteriak untuk dihapus
Tapi sudah kubilang
Benci itu mewabah
Benci itu membangun
Aku merekah lalu bangun
Aku menjamak lalu membunuh
Dia yang tak suka aku
Dia yang berteriak padaku
Dia yang ingin menikamku
Selamat tinggal
Dari aku
Sang Bencimu