Kamis, 27 November 2014

Bergerak Dalam Diam

Dia bergerak dalam diam
Berkelahi dengan waktu
Bersatu dengan menyulam
Gaduh tapi menunduk

Aku tak mengerti mengapa dia seperti itu?
Tapi ada hal yang tak kumengerti
Ada bahasa yang sampai dalam bisu
Ada sesuatu yang sampai pas di hati

Dia tergugu
Lelaki di depanku
Yang namanya pun
Tak aku tau

Diam
Aku hanya diam

Mungkin dia tidak bercerita
Tapi visualisasi berbahasa

Ada hal yang kita mengerti
Tanpa harus dijelaskan
Ada hal yang terjadi
Tanpa harus direncanakan
Dan mungkin
Ada pemberhentian
Tanpa perlu diduga

Sabtu, 22 November 2014

1 tahun lagi

Aku mau satu tahun lagi seperti ini
Denganmu
Aku tak peduli
Kita bertengkar
Kita diam
Kita bercanda
Kita murung
Aku tak peduli jika semua itu
Denganmu

Dan tahun depan
Di tanggal yang sama aku mengatakannya
Aku akan mengatakan itu lagi
Aku mau satu tahun lagi seperti ini
Denganmu

Jumat, 21 November 2014

Rindu

Imajinasi berbayang tentangmu tiap detiknya
Menerka tiap rasa ingin yang berjalan

Kata yang terasa
Mengalir lembut dalam darah

Lidahku kelu tuk berkata
Membeku tuk mengungkapkan

Bintang tak terlihat dari sini
Tertutup atap yang berwujud solid

Detik selalu berlari
Berkejaran saling mengisi

Aku memandang wajahmu
Dalam konotasi bayang semu

Aku ingin waktu membeku
Agar aku bisa menyentuh wajahmu

Berbisik dengan merdu
Selamat malam, rinduku

Minggu, 16 November 2014

Rabu, 12 November 2014

Sayangnya

Sayangnya kita tau,
Apa yang telah terjadi

Sayangnya kita tau,
Apa permasalahannya

Sayangnya kità tau,
Kapan kesalahannya

Sayangnya,
Kita tak bisa kembali

Sayangnya,
Kita tak hidup lagi disana

Sayangnya,
Waktu tidak bisa berjalan mundur

Dan sayangnya,
Kita tau, kita tidak bisa menghentikannya

Selasa, 11 November 2014

Manis

Aku tidak mengerti mengapa manusia bisa disebut manis. Padahal jujur saja, toh kulit mereka yang tercampur debu dan keringat, itu pastilah terasa asin.

Aku lebih suka manis yang jelas-jelas saja, seperti susu coklat yang sedang ku minum saat ini. Tak terlalu manis, tak terlalu encer. Sedang-sedang saja.

Aku suka lolipop, tapi aku tak begitu suka kecap. Dia terlalu manis, dan terlalu manis membuatku sakit.

Aku suka coklat, aku suka susu, aku suka lolipop, gulali, pisang molen, aromanis, sereal dan sejuta hal manis yang tak terlalu manis lainnya.

Terlalu manis itu sakit. Kepalaku pening tiap kali lidahku bertemu dengannya. Otakku seperti mmemerintahkan agar aku menjauh dengannya dan membuat mataku kalang kabut.

Terlalu manis itu berlebihan. Sama halnya dengan bahwa segala sesuatu tak boleh berlebihan.

Namun kenapa, aku bisa jatuh hati, denganmu makhluk yang terlalu manis?


*tulisan gagal*

Sabtu, 08 November 2014

Kesalahan kamu adalah mencatat hal yang menyakitkan, untuk diulang dan dibaca lagi.

Rabu, 05 November 2014

Terhapus

Aku seringkali mendapati diri
Aku tidak tau siapa kamu
Aku seringkali patah hati
Ketika sadar kau telah jauh

Aku seringkali tidak peka
Bahwa kamu terluka

Aku kini pupus
Karena aku kini tlah kau hapus