Jumat, 14 Mei 2021

Anak adalah Investasi (Katanya)

Tidak semua orang cocok menjadi orang tua

Tidak semua orang cocok punya anak

Tidak semua orang cocok menjadi panutan

Tidak semua orang cocok menjadi tumpuan harapan

Ada kalanya,

Manusia yang cocok dengan hal-hal tersebut,

Justru merekalah yang susah mendapatkan

Banyak orang tua yang tidak bisa mendidik anaknya,

Menghardik anaknya dengan sebutan durhaka dengan mudahnya,

Padahal sebutan tersebut kronisnya bisa bersifat dua arah. 


Orang-orang yang bijaksana,

Yang mendamba buah hati,

Justru mereka menemukan rintangan yang berliku,

Untuk sekedar mempunya


Padahal,

Mereka bisa saja mendidik anak menjadi pribadi yang hebat, terlatih, sabar, bijak, nan tabah. 

Sayangnya konsep kehidupan tidak seperti itu. 


Di beberapa momen,

Kehidupan tidak berjalan seperti yang kita mau,

Tapi kehidupan berjalan seperti yang seharusnya. 

Manusia pun terus dan terus,

Mempertanyakan pertanyaan yang tak ada jawabannya. 

Beberapa manusia di dunia ini,

Begitu bangga akan orang tuanya,

Di sisi lain,

Sebagian orang mempertanyakan mengapa harus lahir dengan orang tua ini. 

Bagi sebagian orang tua,

Hal tersebut bukanlah masalah,

Tapi bagi diri pribadi,

Akan sangat menyedihkan jika suatu saat anak saya berpikir seperti itu. 

Karena saya tau,

Dia tidak minta dilahirkan di dunia ini. 

Jika dia terlahir,

Tentu saja itu sebab-akibat atas perihal apa yang saya lakukan di masa lalu. 

Disukai atau tidak. 


Lalu,

Mengapa sebagian orang berpikir anak adalah investasi?

Padahal mereka tidak ingin menjadi hal tersebut. 

Mengapa orang tua harus menjadi investor ketika pasar saja tidak ingin menjadikan dirinya pasar yang harus terus bertumbuh?

Lantas, 

Ketika anaknya menolak untuk memberikan timbal hasil,

Anaknya yang disalahkan. 


Lagi-lagi,

Tentu saja tidak semua orang tua seperti itu. 

Tidak semua orang tua bermain peran sebagai investor. 

Masih banyak sebagian orang tua yang memang berperan sebagai funder. 

Tanpa pamrih. 

Berjiwa besar.


Mereka mengerti,

Anaknya yang terlahir,

Tanggung jawab mereka sampai kapanpun. 

Setidaknya sampai mereka dewasa. 

Bahagianya mereka sederhana. 

Sesederhana anaknya bisa ada waktu menemaninya. 

Sesederhana masih mau diajak ngobrol dengan mereka saat anaknya tentu saja berada di masa-masa produktifnya. 



Sebagian orang lagi,

Yang mengerti betul bahwa sulitnya mencapai titik ini,

Titik dimana rasa tanpa pamrih ini adalah level cinta tertinggi,

Memutuskan dirinya agar tidak berpikir untuk investasi ke manusia kecil yang mungkin akan lahir dari dalam diri mereka. 


Mereka tau alter ego mereka seperti apa,

Oleh karenanya mereka memutuskan hal-hal apa yang sanggup mereka pertanggung jawabkan dan tidak.



Bukankah hal ini jauh lebih baik dibandingkan hanya memiliki,

Tanpa rasa tanggung jawab yang memang sudah sepatutnya dipunya?


Menyedihkan memang,

Banyak norma di timur negara ini,

Bahwa memiliki buah hati adalah kewajiban,

Tetangga dan orang tua yang khawatir jika sebagian dari mereka yang tidak memiliki anak,

Akan berpikir kalian akan kesepian jika tidak memiliki setidaknya satu,

Anak yang mereka pikir dilahirkan hanya untuk disuruh-suruh,

Atau memang dijadikan investasi agar sekedar mengurus masa tua mereka. 



Masih banyak orang tua yang ingin anaknya melakukan apa yang mereka inginkan,

Apa yang mereka butuh,

Apa yang mereka paham tentang diri mereka. 

Saat itu,

Mereka merasa dan yakin,

Pengalaman hidup merekalah lah yang terbaik,

Karena tentu saja,

Pengalaman hidup yang kalian jalani hanya satu itu,

Maka biarkan anak kalian memilih pengalaman hidup yang berbeda dari yang kalian pilih sebelumnya. 

Maka buah dari pemikiran ini berharap,

Semoga,

Orang-orang yang memang akan menjadi orang tua nanti,

Adalah orang-orang yang paham,

Yang pantas,

Yang bijak,

Yang sabar,

Yang tabah,

Yang mengasihi tanpa pamrih,

Yang siap bertarung dengan resikonya,

Ribuan resiko menyenangkan nan menyedihkan di depan sana,

Termasuk apakah kalian ada ada atau tidaknya dalam rencana anak-anak tersebut,

Seperti yang digambarkan film-film klasik bagaimana orang tua sepatutnya,

Semoga dunia dipenuhi dengan belas kasih yang murni dan tulus 

Agar bisa mengurangi ironi kehidupan yang tidak perlu

Dan semoga saja anak-anak ini nantinya,

Tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijaksana lagi dari tetuanya.