Minggu, 26 April 2015

Hal Kecil yang Gugur

Banyak hal yang menggugurkan sesuatu tanpa kita tau. Banyak hal yang sudah mengajarkan pada kita, tapi kita tak paham. Menyadari adalah langkah awal sebelum  memahami. Lalu bagaimana impresinya jika kita tak menyadari hal apa yang menggugurkan sesuatu itu. Kebencian itu tumbuh. Seperti tanaman sulur yang seakan berputar takan ada habisnya. Kebencian tentang keguguran hal yang tak kita tau. Sebagian dari kita tak menerapkan apa yang kita pelajari, bukan kita tak belajar. Karena kita merasa belum saatnya, sampai hal-hal kecil itu meranggas layaknya pohon jati. Jika dedaunan itu hal-hal kecil, dia mengering sampai akhirnya terkesan rapuh. Saat diinjak, orang lain menikmati betapa ringannya suara daun kering itu. Daun yang gugur itu takan bisa kembali pada pohonnya. Pohon hanya harus merelakan dengan sempurna saat hal itu berlalu. Dia hanya bisa menumbuhkan lagi daun di lain waktu. Ini bukan pelajaran biologi tentang pohon jati, ini tentang bagaimana alam merefleksikan sesuatu sesuai dengan kehidupan. Lalu malunya, kita benci saat mengetahui hal itu tak seperti dulu. Bahwa daun itu meranggas karena kebencian. Atau karena ia lelah bertengger disana. Mungkin ada badai yang mematahkan kaki-kaki mungil dedaunan itu. Entah hanya tupai kecil yang berlari-lari riang dan tanpa sengaja menggugurkannya. Betapa sarkasnya dunia jika daun meluruh karena kesenangan sang tupai kecil. Dan sebagian mengharapkan hal itu tak terjadi. Gugur satu itu gal kecil, tapi menjadi besar saat kita tak tau sejak kapan hal gugur itu terjadi dan kita tak menghentikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar