Kamis, 23 Oktober 2014

Hujan

Aku terdiam hening dalam kamarku.
Tak mengeluarkan suara sedikitpun.
Apa kabar malam?
Dia yang selalu dipenuhi dengan cahaya temaram.
Apa kabar awan?
Yang selalu menghitam untuk menunjukkan bintangnya.
Apa kabar hujan?
Iya, apa kabar hujan?
Mengapa kau datang mengunjungiku malam ini?
Menutup bintang yang sudah jarang aku lihat sinarnya.
Membuat gaduh heningnya kamarku.
Mengisi setiap detik dengan gemericik airmu.
Hai hujan,
Kau selalu berhasil membuat bias cahaya di setiap kaca.
Kau selalu berhasil membuat basah manusia.
Kau selalu berhasil membuat lamunan malam.
Apa kabar hujan?
Kau yang teman aku rindukan.
Kau yang selalu membuat penasaran,
Orang-orang untuk menggenggammu.
Aku tak perlu menggenggam hujan,
Jika aku sudah cukup untuk merasakan jatuhnya tetesan air pada telapak tanganku.
Aku tak perlu harus berada di naungan hujan,
Jika hanya untuk menyembunyikan kesedihanku.
Sama rasanya dengan hujan yang tak perlu aku,
Jika hanya untuk membuat tetesan air jatuh dari langit,
Dan juga air yang menganak sungai di pipi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar