Kamis, 18 September 2014

Pikiranku dan tempat dudukku

Tempat dudukku bergoyang. Dari jendela bisa kulihat pohon-pohon beralih dengan cepat. Birunya langit menemani segalanya. Diiringi musik pop berbeat cepat yang menempel ditelingaku. Aku melihat ke samping bawah. Aku melihat mobil dan truk lain berjalan saling mendahului. Kuningnya matahari begitu menyilaukan mata. Membuat alisku berkerut jika aku ingin melihat keluar. Aku menyibakkan tirai jendela, agar sinar matahari tak tembus. Aku bisa melihat sawah begitu luas di sisi lain. Baling-baling putih menjulang tinggi berputar sendirian bagai menyapa. Dalam duduk ini, aku sedang berjalan, pergi untuk menemuinya. Seseorang yang selalu hadir di pikiranku setiap harinya. Pria manis yang selalu menunggu kehadiranku untuk menemuinya. Dia yang selalu membuatku susah untuk tidur karena memikirkannya. Entah kenapa aku terharu tentang prinsip menunggu. Oh, kenapa di handphoneku sekarang terputar lagu Iris dari Goo Goo Dolls? Membuat perasaan ini semakin campur aduk. Dia akan tetap terus menunggu walaupun aku menemuinya. Karena dia tahu. Aku akan pergi lagi. Tapi bayangkan manisnya sebuah penungguan jika dia yang kau tunggu akan datang. Bagai secercah sinar matahari, menembus rerantingan pohon dan menyorotkan sinarnya. Kesempatan selalu ada. Kadang ribuan meter yang menghadang di hadapan sudah tak berarti lagi. Tapi kadang pula itu yang membuatmu tak bisa berkutik. Manisnya penungguan sama seperti menunggu datangnya bis yang tidak penuh di tengah kota Jakarta. Tetap mengecewakan, tapi tetap akan mebuatmu senang pada akhirnya. Sama seperti selama ini. Aku menunggu waktu ini. Menunggu untuk bisa melihat senyum manisnya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar